Benyamin Sueb lahir di Kemayoran,
Jakarta, 5 Maret 1939 adalah pemeran, pelawak, sutradara dan penyanyi Indonesia.
Benyamin menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film.
Celetukan "muke lu
jauh" atau "kingkong lu lawan" pasti mengingatkan masyarakat
pada Benyamin Sueb. Sejak kecil, Benyamin Sueb sudah merasakan getirnya
kehidupan. Bungsu delapan bersaudara pasangan Suaeb-Aisyah kehilangan bapaknya
sejak umur dua tahun. Karena kondisi ekonomi keluarga yang tak menentu, si
kocak Ben sejak umur tiga tahun diijinkan ngamen keliling kampung dan hasilnya
buat biaya sekolah kakak-kakaknya. Benyamin sering mengamen ke tetangga
menyanyikan lagu Sunda Ujang-Ujang Nur sambil bergoyang badan. Orang yang
melihat aksinya menjadi tertawa lalu memberikannya recehan 5 sen dan sepotong
kue sebagai "imbalan".
Penampilan Benyamin kecil memang
sudah beda, sifatnya yang jahil namun humoris membuat Benyamin disenangi
teman-temannya. Seniman yang lahir di Kemayoran, 5 Maret 1939 ini sudah
terlihat bakatnya sejak anak-anak.
Benyamin mengaku tidak punya
cita-cita yang pasti. Tergantung kondisi, kata penyanyi dan pemain
film yang suka membanyol ini. Benyamin pernah mencoba mendaftar untuk jadi
pilot, tetapi urung gara-gara dilarang ibunya.
Ia akhirnya jadi pedagang roti
dorong. Pada tahun 1959, ia ditawari bekerja di perusahaan bis PPD, langsung
diterima. Tidak ada pilihan lain, katanya. Pangkatnya cuma kenek,
dengan trayek Lapangan BantengwPasar Rumput. Itu pun tidak lama. Habis,
gaji tetap belum terima, dapat sopir ngajarin korupsi melulu, tuturnya.
Korupsi yang dimaksud ialah, ongkos penumpang ditarik, tetapi karcis tidak
diberikan. Ia sendiri mula-mula takut korupsi, tetapi sang sopir memaksa.
Sialnya, tertangkap basah ketika ada razia. Benyamin tidak berani lagi muncul
ke pool bis PPD. Kabur, daripada diusut.
Sebenarnya selain menekuni dunia
seni, Benyamin juga sempat menimba ilmu dan bekerja di lahan yang ‘serius’
diantaranya mengikuti Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan dan Pembinaan
Ketatalaksanaan (1960), Latihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960), Kursus
Administrasi Negara (1964), bekerja di Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960),
Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1969), dan Kepala Bagian Perusahaan Daerah
Kriya Jaya (1960-1969).
Dalam dunia musik, Bang Ben
(begitu ia kerap disapa) adalah seorang seniman yang berjasa dalam
mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya kesenian Gambang Kromong.
Lewat kesenian itu pula nama Benyamin semakin popular. Tahun 1960, presiden pertama
Indonesia, Soekarno,
melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia. Pelarangan tersebut ternyata
tidak menghambat karier musik Benyamin, malahan kebalikannya. Dengan
kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang
Kromong yang dipadu dengan unsur modern.
Benyamin yang telah empat belas
kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia setelah koma beberapa hari
seusai main sepak bola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan
jantung. Benyamin dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Ini
dilakukan sesuai wasiat yang dituliskannya, agar dia dimakamkan bersebelahan
dengan makam Bing Slamet yang dia anggap sebagai guru, teman, dan sosok yang
sangat memengaruhi hidupnya. (Sumber: Wikipedia)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !